Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dituntut melahirkan kader Rabbani yang tidak hanya unggul secara spiritual tetapi juga mampu menerjemahkan nilai-nilai Al-Ma’un dalam aksi nyata. Kader Rabbani, merujuk Q.S. Ali Imran: 79, adalah kader yang ilmunya mendalam dan berakhlak mulia, sekaligus peka terhadap realitas sosial. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, IMM Bangkalan harus mampu membangun sistem perkaderan yang holistik, mengintegrasikan ketakwaan dengan kepemimpinan sosial. Spiritualitas menjadi fondasi utama melalui pembiasaan halaqah, muhasabah, dan ibadah harian yang tidak hanya ritual tetapi juga memantik kesadaran kritis terhadap persoalan umat.
Kepemimpinan berbasis Al-Ma’un mewujud dalam program-program konkret seperti pendampingan anak yatim, advokasi mahasiswa miskin, dan pengabdian masyarakat. Kader IMM harus menjadi problem solver yang tidak hanya pandai berdebat di ruang kuliah tetapi juga turun langsung menyelesaikan masalah di lapangan. Contoh nyata seperti program “Satu Kader Satu Yatim” dan “Gerakan 1000 Buku untuk Pesisir” membuktikan bahwa nilai-nilai Al-Ma’un bisa diimplementasikan secara kreatif dan berdampak. Kurikulum perkaderan perlu direvitalisasi dengan menyeimbangkan teori dan praktik, dimana setiap kader wajib menyelesaikan proyek sosial sebagai syarat kelulusan kaderisasi.
Tantangan terbesar adalah menjembatani kesenjangan antara idealisme perkaderan dengan realitas di lapangan. Survei internal menunjukkan 75% materi diklat masih bersifat teoritis, sementara pendampingan pasca diklat seringkali terabaikan. Solusinya, IMM Bangkalan perlu mengembangkan sistem mentoring berjenjang dimana senior mendampingi junior secara berkelanjutan, bukan hanya saat pelatihan. Project-based learning harus menjadi metode utama, mendorong kader untuk langsung terjun mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah di masyarakat. Dengan pendekatan ini, kader tidak hanya memahami konsep Rabbani secara intelektual tetapi juga mengalami langsung proses transformasi diri menjadi pemimpin yang utuh.
Pada akhirnya, kader Rabbani adalah manifestasi dari pesan KH. Ahmad Dahlan untuk menjadi ulama yang tidak hanya pandai berkhotbah tetapi juga mampu mengentaskan kemiskinan. IMM Bangkalan sebagai laboratorium peradaban harus konsisten melahirkan kader yang hafal ayat-ayat Al-Qur’an sekaligus hafal masalah masyarakat di sekitarnya. Melalui integrasi spiritualitas dan kepemimpinan Al-Ma’un yang terprogram, sistematis, dan berkelanjutan, kader IMM akan menjadi pelopor perubahan yang menjawab tantangan zaman dengan solusi nyata. Fastabiqul khairat!
Penulis : Adinda Putri Septia Ningsih