foto kegiatan PID
Di balik hiruk-pikuk panggung publik, di pulau garam yang perkasa, bergeraklah kekuatan perkaderan yang bekerja dengan kesunyian namun penuh makna. Mereka adalah kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) se-Madura. Di kampus-kampus dan pelosok komunitas di Bangkalan mahasiswa-mahasiswa ini mengabdikan diri bukan dengan teriakan, melainkan dengan langkah-langkah konkret yang menyentuh langsung akar persoalan umat. Perkaderan IMM Madura berlangsung secara berkelanjutan, mengasah intelektualitas, spiritualitas, dan kepedulian sosial melalui kajian keislaman progresif, pelatihan kepemimpinan, diskusi kebangsaan, dan yang terpenting, turun langsung ke masyarakat. Tujuannya jelas yaitu mencetak kader intelektual yang berakhlak mulia, memiliki kepekaan sosial tinggi, dan mampu menjadi agen perubahan (agent of change) yang solutif bagi persoalan di tengah masyarakat Madura, sesuai dengan tri kompetensi IMM (religius, intelektual, humanis).
Mengapa pilihan jatuh pada kerja nyata yang kerap tak terdengar gaungnya? Jawabannya terpateri dalam karakter masyarakat Madura yang menjunjung tinggi nilai kerja keras, kesederhanaan, dan bukti (action speaks louder than words). Kader IMM Madura memahami bahwa kepercayaan dan perubahan sejati dibangun bukan dari retorika, melainkan dari keteladanan dan kontribusi yang dirasakan langsung. Mereka terjun membimbing anak-anak di TPA dan bimbel gratis, menggerakkan bakti sosial kesehatan dan lingkungan, mengadvokasi warga secara elegan, serta menguatkan ekonomi umat melalui pelatihan dan pendampingan UKM. Jerih payah mereka, meskipun minim sorotan media, adalah bukti nyata komitmen pengabdian. Kader IMM Madura percaya, sekecil apapun aksi yang dilakukan dengan ikhlas dan konsisten, dampaknya akan sampai dan mengalirkan kemanfaatan bagi masyarakat.
Pada akhirnya, perkaderan IMM di Madura adalah cerita tentang transformasi personal dan komitmen kolektif yang bergema dalam tindakan. Mereka mungkin tak selalu terdengar suaranya di ruang publik yang ramai, tetapi kepedulian, tenaga, dan ide-ide segar mereka telah sampai dan menyentuh kehidupan banyak orang di kampung-kampung, di pasar, di sekolah, dan di tengah masyarakat. Melalui tangan-tangan sunyi yang tak kenal lelah ini, IMM Madura terus menanam benih-benih perubahan, membangun peradaban dari bawah dengan semangat Al-Ma’un, membuktikan bahwa dalam diamnya aksi, terkadang tersimpan kekuatan dahsyat yang mampu mengikis kebekuan dan menumbuhkan harapan baru di tanah penghasil garam nan membara.
Penulis : Syaikhan Aufi Ardiansyah