Kader Muhammadiyah Jatim Ikuti Writting Camp for Gen Z: Kolaborasi Apik Persembahan PW IPM DIY dengan MTPP Muhammadiyah

Writing Camp For Gen Z 2025, kegiatan pelatihan kepenulisan yang diselenggarakan oleh PW IPM DIY berkolaborasi dengan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Pelatihan ini bertujuan untuk menghimpun anggota aktif AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) yang ingin belajar tentang kepenulisan. Sebanyak 28 peserta yang berasal dari berbagai daerah dan juga AMM, mulai dari IPM, IMM, dan juga NA telah mengikuti program ini.

Terdapat 5 peserta yang berasal dari Jawa Timur. Callysta Nafa Amalia dan Carissa Damayanti mewakili PR IPM SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Winda Afrida mewakili PC IMM Bangkalan, Dini Fatrisia Hasniati mewakili PD NA Bangkalan, dan Saffana Alfy Karomah mewakili PK IMM At-Tazkiyah UIN Kediri.

Kegiatan Writing Camp for Gen diselenggarakan selama 2 hari di Tabligh Institute PP Muhammadiyah di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu-Ahad, 21-22 Juni 2025. Fokus dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan penulis yang dapat berdakwah melalui tulisannya dengan mengikuti perkembangan zaman. Ipmawan Zaidan Ketua PW IPM DIY Bidang perkaderan dalam sambutannya mengatakan bahwa berdakwah dapat dilakukan melalui berbagai medium salah satunya tulisan dengan gaya yang mengikuti perkembangan zaman.

Materi pertama yaitu “Berdakwah Melalui Kata” yang disampaikan oleh Kak Agus Mulyadi, beliau menyampaikan bahwa menulis dapat dimulai dari hal-hal kecil yang ada di sekitar. Materi kedua yaitu “Menulis Opini dan Esai yang Menggugah” oleh Kak Fauziah Mona, beliau menyampaikan bahwa dalam menulis perlu untuk menemukan ciri khas dan menjadi diri sendiri. Selain itu, bisa juga menggunakan bahasa gen Z yang kekinian. Materi ketiga yaitu “Mengolah Kata Menjadi Tulisan” oleh Ustadz Hakimuddin Salim, beliau menyampaikan bahwa menulis dapat membantu memperpanjang usia dari ide dan gagasan, bahkan ketika pencetus ide tersebut telah wafat. Oleh karena itu, menulislah yang bermanfaat. Materi terakhir yaitu “Pemanfaatan AI dalam Dakwah Era 4.0” oleh Kak Hammam Izzuddin, beliau menyampaikan bahwa AI dapat menjadi ancaman sekaligus peluang bagi penulis. Oleh karena itu, penulis harus memiliki ide yang kreatif, eksklusif, dan unik, karena AI hanya dapat merekam data-data yang telah ada sebelumnya. Jadikan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai rujukan utama agar dapat terhindar dari plagiasi.

Panitia menggunakan konsep yang menarik, berupa misi penyelamatan bumi sehingga kegiatan pelatihan dapat berlangsung dengan menyenangkan. Peserta dijuluki sebagai rookies atau calon astronot, panitia dijuluki sebagai crew, dan ada seorang astronot yaitu kapten ihsan sebagai kapten yang memimpin misi. Selain penyampaian materi, ice breaking dan games yang disajikan oleh MoG ( Master of Games) juga membuat kegiatan tidak membosankan. Rookies diberikan tugas kelompok dan individu untuk mengumpulkan potongan puzzle supaya bisa menyelamatkan misi yang dipimpin oleh kapten. Misi dalam games tersebut masih berkaitan dengan pemahaman literasi, berupa tebak tanda baca dan juga tebak emoji.

Crew juga memberikan tugas beberapa hari sebelum kegiatan berlangsung kepada rookies untuk menulis yang dekat, dengan menggunakan rujukan Al-Qur’an, Hadits, dan HPT (Himpunan Putusan Tarjih). Tulisan tersebut digunakan sebagai tiket masuk sebelum mengikuti pelatihan, kemudian pada saat pelatihan masih bisa diedit seiring dengan penyampaian materi kepada rookies. Crew juga memberikan kesempatan kepada rookies untuk melakukan peer review pada tulisan masing-masing pasangan yang telah dibagi, menulis merupakan proses yang panjang dan membutuhkan latihan serta pengulangan.

Writing Camp for Gen Z 2025 tidak hanya sebatas pelatihan kepenulisan, akan tetapi pemersatu berbagai macam AMM lintas usia. Kegiatan ini juga mengajarkan bahwa berdakwah tidak selamanya berasal dari mimbar, namun bisa melalui tulisan.

Oleh: Winda Afrida

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top