Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bukan sekadar organisasi mahasiswa biasa, melainkan gerakan kader yang memiliki akar ideologis kuat dalam nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan. Sejak didirikan, IMM konsisten memegang teguh trilogi gerakannya: keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Ketiganya berpadu dalam proses perkaderan yang menjadi jantung utama pembentukan pribadi kader. Proses ini tidak hanya bersifat struktural melalui Darul Arqam, namun juga menyentuh sisi kultural dan spiritual dari kader itu sendiri.
Perkaderan di IMM bukanlah perjalanan instan. Ia menuntut konsistensi, keikhlasan, dan kedalaman pemahaman ideologi. Di tengah perubahan zaman dan arus pragmatisme mahasiswa, IMM terus berusaha menyesuaikan pola perkaderannya agar tetap relevan tanpa kehilangan arah gerak ideologisnya. Kader IMM tidak hanya dituntut cakap secara intelektual, tetapi juga mampu menjadi manusia yang berintegritas tinggi—teguh dalam prinsip, jujur dalam laku, dan konsisten dalam perjuangan.
Namun, jalan panjang perkaderan IMM hari ini menghadapi tantangan besar. Banyak komisariat dihadapkan pada penurunan minat kaderisasi, lemahnya pendampingan pasca-pelatihan, hingga krisis keteladanan. Ini menjadi alarm bagi seluruh struktur IMM untuk kembali merefleksikan makna sejati dari perkaderan. Sudahkah kita mendidik kader untuk berpikir kritis, bersikap humanis, dan bertindak militan demi kemajuan umat dan bangsa?
IMM harus terus membumikan perkaderan sebagai proses transformasi diri dan gerakan. Dalam kerangka besar dakwah intelektual, IMM memiliki tanggung jawab moral untuk mencetak generasi muda yang tak hanya cerdas, tetapi juga jujur dan amanah. Jalan panjang ini boleh jadi melelahkan, namun justru di situlah letak nilai perjuangannya. Dari proses perkaderan yang serius dan berkelanjutan, IMM akan melahirkan kader-kader tangguh yang menjadi lentera perubahan di tengah gelapnya zaman.
Penulis: Zuhrufa